Postingan

Fungsi dan Arti Candi Borobudur

Fungsi Candi Borobudur adalah hampir sama dengan fungsi dari candi pada umumnya yaitu untuk memuliakan raja yang telah mangkat dan untuk memperingati jasa-jasa sang raja semasa hidupnya. Candi Borobudur berfungsi sebagai kuil atau tempat sembahyang, walaupun ternyata sulit disesuaikan, karena tidak ada bilik khusus yang dipergunakan untuk memuja serta tidak ditemukannya patung dewa khusus yang dipuja. Dari sini kemudian muncul beragam sintesa mengenai borobudur, salah satu sintesa adalah bahwa borobudur merupakan kitab/buku yang menjelaskan hal ikhwal manusia dalam perjalanan hidupnya. Selain itu ada pula yang berpendapat bahwa Borobudur adalah miniatur dunia yang dikemas dalam kosmologi budhisme, borobudur mengajarkan segala hal yang berkaitan dengan serba-serbi manusia, tentang yang baik dan yang buruk dan tentang jalan menuju kesempurnaa hidup yang hakiki. Arti Candi Borobudur secara simbolis dapat dilihat dari ketiga tingkatan yaitu Kamadhatu – Rupadhatu – Arupadhatu yang melamba

Pariwisata Indonesia

Telah banyak yang telah dilakukan pemerintah untuk hal yang satu ini-Pariwisata. tidak dapat disangkal dengan alasan apapun, sektor ini merupakan sektor yang sangat mungkin dikembangkan, dieksplorasi dan dieksploitasi secara optimal. hal ini terkait dengan potensi yang dimiliki indonesia, sebagai sebuah negara kepulauan, yang memang kelewat banyak. Namun demikian, sayangnya potensi-potensi yang kelewat banyak itu lebih banyak yang mubazir daripada yang termanfaatkan secara optimal dan profesional untuk kepentingan pariwisata. Pemerintah sendiri pun, sejak bertahun yang lalu, sejak masih kentalnya istilah orde-orde itu, entah itu orde lama atau orde baru. telah menempatkan pariwisata sebagai sektor spesial yang yang penting dalam meningkatkan pendapatan nasional. bahkan disebut-sebut pula sebagai penghasil devisa tertinggi ke dua setelah sektor migas.  Melihat fakta tersebut, sudah semestinya pembangunan pariwisata di negara ini-yang notabene merupakan negara kepulauan terbesar di du

KRATON YOGYAKARTA

Kraton Yogyakarta terletak di jalan Kemit Bumen. Kraton ini dibangun selama 40 tahun, yaitu antara tahun 1755 sampai tahun 1795 oleh Pangeran Mangkubumi. Setelah diangkat menjadi raja, beliau bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono I. Pusat wilayah kraton luasnya 14.000 m² dikelilingi tembok setinggi 4 m dan lebar 3, 5 m. Keraton Yogyakarta adalah salah satu kekayaan yang dimiliki Indonesia, yang merupakan jantung kebudayaan khususnya bagi Kebudayaan Jawa. Keraton sendiri secara morfologis berasal dari kata Ratu, yang merupakan tempat bersemayamnya ratu-ratu. Kraton Yogyakarta terletak antara Gunung Merapi dan Laut Selatan. Kraton Yogyakarta menghadap ke arah utara, dengan halaman depan berupa lapangan yang disebut dengan Alun-alun Lor, yang dulunya dipakai sebagai tempat mengumpulkan rakyat, latihan perang prajurit kraton dan upacara adat. Akan tetapi fungsi sekarang hanya untuk penyelenggaraan upacara gerebek dan sekaten. Ditengah-tengahnya terdapat dua pohon beringin yang dikelilingi

tentang wayang

SEKILAS TENTANG WAYANG Mengapa Wayang? Sebagian besar masyarakat mengganggap wayang berasal dari kata bayang atau bayangan, dalam pertunjukan wayang yang sebenarnya penonton tidak berada di depan panggung wayang melainkan berada di balik panggung. Jadi sebenarnya yang dipertontonkan atau yang ditampilkan adalah bayangan–bayangan “boneka” wayang saja. Lalu mengapa kesenian ini menjadi sangat menarik dan mampu bertahan, meski sudah berusia ratusan tahun, dan menjadi sebuah masterpiece kesenian di indonesia bahkan di dunia? hal ini di tandai dengan diangkatnya wayang sebagai karya agung budaya dunia oleh UNESCO tanggal 7 Nopember 2003 atau masterpiece of oral and Intangible Heritage of Humanity, (Kongres Pewayangan 2005). Tentunya ada banyak alasan mengapa wayang mampu menjelma sebagai sebuah karya yang agung, diantara alasan tersebut adalah karena wayang mengandung nilai-nilai ajaran moral yang bersifat universal. Demikian pula wayang memberikan sejumlah alternatif pilihan tentang wa

PRAMBANAN

Le temple hindouiste                                                                                          –PRAMBANAN-                                                                                           ` Le temple hindouiste de haut de 47 mètres en forme conique, Prambanan,  est situé dans Java central, approximativement 17 kilomètres de Yogyakarta, le centre culturel renommé de Java. Sa superficie est 220x220 m 2 . Construit par la dynasti Sanjaya au 9 ème siècles, il existe trois temples principals selon le trinité hindouiste . Ce sont le temple de Shiva (le destructeur) au centre, celui de Vishnu (le gardien ou le conservateur) au nord, et de Brahma (le createur) au sud. Les hindouis l’appellent comme le Dieu Suprème. Chaque temple est entouré des petits temples appelés Perwara. Il existe 224 de perwara. Faire face à chacun de ces temples est un plus petit temple pour leurs montures. Le monture de Shiva est Nandi, le vache, le monture de Vishnu est l'aigle, et, B